terjemahan dari kitab "Kasbul Ghaibiyah"
Sesunguhnya Allah telah menciptakan malaikat Jibril, Mikail,
Israfil dan Izrail, sebagai pemimpin bagi seluruh malaikat yang jumlahnya hanya
Allah yang mengetahui. Mereka bertugas mengatur semua kegiatan makhluk Allah,
baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.
Malaikat Jibril sebagai SHAHIBUL WAHYU, yang
bertugas menyampaikan pesan Allah berupa wahyu kepada para Nabi dan Rasul, juga
berupa ilham kepada Wali Allah. Malaikat Mikail sebagai SHAHIBUR RAZZAQ,
yang bertugas mengatur pembagian rizki Allah kepada seluruh makhluk yang di
darat, laut, maupun udara. Juga seluruh makhluk yang hidup di atas langit.
Malaikat IzrAil sebagai SHAHIBUR RUH, yang bertugas mengatur
pencabutan nyawa makhluk yang memiliki ruh, seperti manusia, jin, hewan,
malaikat dan seluruh makhluk langit, kecuali yang Allah kehendaki untuk tetap
hidup. Malaikat Israfil sebagaiSHAHIBUL QORN, yang bertugas menentukan
segala akhir kehidupan makhluk dan menentukan pembangkitan mereka untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan pengadilan akhirat.
Saidina Abdullah bin Abbas r.a, menjelaskan : malaikat
IsrAfil adalah malaikat pertama yang diciptakan oleh Allah, pada saat
penciptaan malaikat Israfil, ia memohon kepada Allah agar diberikan kepadanya,
kekuatan 7 petala langit dan bumi, kekuatan angin dan kokohnya gunung, kekuatan
seluruh jin dan manusia serta kekuatan seluruh binatang buas, maka Allah
kabulkan permintaannya tersebut. Dari atas kepala sampai tapak kakinya dipenuhi
dengan bulu yang terus menerus bertasbih memuji ke Maha Agungan Allah dan
disetiap bulu ada satu malaikat yang bertasbih hingga datangnya hari kiamat,
mereka dinamakan malaikat MUQORROBUN, yakni malaikat pemikul Arsy (dan
pada setengah riwayat mereka dinamakan malaikat KIRAMAN KATIBIN)
yang diciptakan serupa dengan malaikat Israfil, adapun jumlah bilangan mereka
hanya Allah yang mengetahuinya. Malaikat Israfil selalu menengok ke dalam
neraka jahannam, setiap menengok ia menangis dan menjerit, karena takut azab
Allah yang selalu mengintainya. Dan tentang besarnya malaikat Israfil adalah,
apabila seluruh air laut yang ada di dunia ini dituang/ditumpahkan ke atas
kepalanya, maka tidak ada satu tetespun yang terjatuh.
Malaikat yang diciptakan setelah Israfil adalah malaikat
Mikail, masa penciptaannya adalah 500 tahun. Dari atas kepalanya sampai telapak
kaki dipenuhi dengan bulu yang terbuat dari minyak Ja’faron, sayapnya berwarna
hijau yang terbuat dari larutan minyak Zabarjad. Pada setiap bulunya ada seribu
macam wajah, dan pada setiap wajahnya ada seribu mata, yang semuanya menangis,
karena merasa kasihan kepada setiap orang yang beriman tapi masih suka
mengerjakan dosa besar, dan pada setiap wajah ada seribu mulut dan lidah yang
selalu bertasbih mengagungkan asma Allah dengan 1000 macam bahasa yang
berlainan.
Dan pada setiap wajahnya ada sejuta titik yang terdiri dari
para malaikat, mereka adalah tentara malaikat Mikail yang bertugas membantunya
mengatur pembagian rizqi Allah kepada seluruh makhluk, namanya malaikat
KARIBUN. Mereka melakukan tugasnya sambil bertasbih kepada Allah sampai
datangnya hari kiamat, maka tak ada satupun rizqi Allah yang ada di permukaan
bumi ini, kecuali di dalamnya ada satu malaikat yang menjaganya.
Malaikat Jibril diciptakan setelah penciptaan malaikat
Mikail, masa penciptaannya adalah 500 tahun. Malaikat Jibril memiliki 1600
sayap. Dari atas kepala sampai telapak kakinya dipenuhi dengan bulu yang
terbuat dari minyak Ja’faron dan pada setiap helai bulunya mengeluarkan cahaya
laksana bulan purnama. Malaikat Jibril masuk ke dalam lautan cahaya Illahiyah
sebanyak 370 kali setiap harinya, maka apabila ia keluar dari dalam lautan
cahaya Illahiyah, berguguranlah titik-titik yang memenuhi sayapnya, lalu Allah
ciptakan dari setiap titik yang berguguran itu satu malaikat untuk
mendampinginya kemana saja ia pergi, mereka dinamakan malaikat Ruhaniyun yang
selalu bertasbih hingga tibanya hari kiamat.
Pimpinan dari seluruh malaikat Allah yang terakhir diciptakan
adalah malaikat Izrail, ia dikenal juga dengan sebutan malaikat maut. Besar,
kuat, rupa dan bentuknya sama persis dengan malaikat Israfil. Dalam sebuah
khabar diceritakan, bahwa tatkala Allah akan menciptakan malaikat maut, perihal
penciptaannya dirahasiakan bagi seluruh makhluk Allah yang tinggal di langit
serta ditutupi dengan 1000 lapis hijab yang terbuat dari cahaya.
Mengenai besarnya adalah andaikan seluruh air lautan
dituangkan di atas kepalanya, maka tidak ada satu tetes pun yang terjatuh. Dan
jauhnya perjalanan jarak antara Masyriq dan Maghrib (Timur dan Barat) bagaikan
seorang yang sedang menghadapi hidangan di atas meja makan. Dan besarnya alam
raya ini bagi malaikat maut, seperti seseorang yang tengah membolak balikkan
sekeping uang logam. Pada saat penciptaannya, ia diikat dengan 70.000 rantai,
dan setiap rantai panjangnya 1000 tahun perjalanan dunia, dan tidak ada satu
pun malaikat Allah mengetahui dimana tempatnya berada dan bagaimana rupa
sebenarnya.
Maka tatkala Allah menciptakan Almaut, Dia mempercayakan
Almaut pada malaikat Izrail untuk menanggungnya. Malaikat Izrail bertanya
kepada Allah : “Ya Allah, apa dan siapa Almaut itu?”, Allah segera membuka
tabir yang menutupi Almaut, sehingga seluruh malaikat yang ada di langit dapat
menyaksikannya. Lalu Allah berfirman kepada Almaut : “Hai Almaut, terbanglah di
atas kepala mereka dan tebarkanlah seluruh sayapmu”, Almaut segera terbang
dengan gagahnya di atas para malaikat, demi melihat kehebatan dan
kewibawaannya, mereka jatuh tersungkur tak sadarkan diri selama 1000 tahun,
setelah sadar mereka serentak bertanya “Ya Allah, makhluk apakah itu?, betapa
hebatnya dia, sehingga kami tak sanggup menyaksikannya?”.
Allah menjawab : “Dialah Almaut, dan kalian semua akan
merasakan kepedihannya”.
Kemudian Allah berpaling kepada malaikat Izrail : “Ya
Izrail, genggamlah dia, Aku percayakan Almaut kepadamu.
Malaikat Izrail bertanya : “Ya Allah, zat yang memiliki
segala kekuasaan dan kekuatan, bagaimanakah aku harus menggenggamnya, sedangkan
ia lebih besar dan lebih hebat dari pada aku?”.
Allah menjawab : ‘Jangan khawatir, engkau memiliki kekuatan
yang tidak pernah Kuberikan kepada makhluk yang lain, genggamlah Almaut atas
perintah dan izin-Ku’. Akhirnya malaikat Izrail bersedia menerima perintah
Allah untuk mengendalikan Almaut bagi seluruh makhluk yang memiliki ruh.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, sebelum Almaut
dipercayakan kepada malaikat Izrail, ia minta izin kepada Allah untuk berteriak
di tujuh petala langit, dan Allah pun memberinya izin, lalu ia berteriak sekuat
tenaga sehingga suaranya menggetarkan seluruh penduduk 7 lapis langit.
“Hai makhluk Allah, akulah Almaut, yang akan mencerai
beraikan sepasang suami isteri yang sedang bercinta membina rumah tangganya.
Akulah yang akan memisahkan anak dari induknya, sehingga ia menjadi yatim
piatu. Akulah yang akan membuat seorang suami menjadi duda, dan seorang isteri
menjadi janda, akulah yang memporakporandakan ketentraman hidup manusia. Akulah
yang meramaikan pekuburan dan ingatlah seluruh makhluk Allah aku akan
mendatangimu, walaupun kamu sembunyi di dalam sebuah benteng yang terbuat dari
baja sekalipun”. Demikianlah teriakan Almaut yang membuat gentar seluruh
penduduk langit dan bumi.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa apabila Almaut
hendak mendatangi seseorang, ia berdiri tegak dihadapannya, lalu orang itu
bertanya : “Siapa kamu dan apa maksud kedatanganmu untuk menemuiku?”. Almaut
menjawab : “Akulah Almaut”, mendengar jawaban tersebut, tubuh orang itu
bergetar. “Akulah yang akan mengeluarkanmu dari kehidupan dunia, akulah yang
akan menjadikan anak kesayanganmu menjadi yatim, akulah yang akan membuat
isteri kesayanganmu yang cantik menjadi janda, dan akulah yang akan menjadikan
harta kekayaanmu menjadi hak ahli waris”. Mengapa kau sia-siakan hidupmu yang
sebentar ini?, mengapa tidak kau penuhi catatan kitab amalmu dengan kebaikan?,
mengapa kau lupakan ajaran Tuhanmu yang telah melimpahkan rizqi yang banyak?,
mengapa kau pentingkan kehidupan dunia-mu dari pada akhirat-mu, padahal engkau
tahu bahwa kehidupan di negeri akhirat itu lebih baik dan kekal?. Pada saat
inilah Allah telah menentukan akhir hidup-mu, bersiap-siaplah hai hamba Allah
yang durhaka, ruhmu akan kucabut!!. Ketika mendengar keterangan dari Almaut, ia
segera memalingkan kepalanya ke kanan, disana ia melihat Almaut sedang menatap
tajam kepadanya, begitu ia menatap ke Sebelah kiri, atas, bawah, bahkan ketika
ia memejamkan matanya sekalipun, seolah-olah Almaut berada di pelupuk matanya.
Diceritakan pula dalam sebuah riwayat, bahwa tempat tinggal
Almaut, adalah langit ke tujuh, akan tetapi ada ulama ahli kasyap yang
berpendapat, bahwa tempat tinggalnya di langit yang keempat, dan Allah
menciptakannya dari cahaya.
Almaut memiliki wajah yang menghadap ke Barat, Timur, Utara
dan Selatan serta 70.000 kaki dan 4000 sayap, tubuhnya dipenuhi dengan mata dan
lidah yang jumlahnya sebanyak bilangan makhluk Allah yang bernyawa, dari pada
manusia, jin, hewan, malaikat dan seluruh makhluk Allah yang tidak kita ketahui
namanya, mata tersebut selalu mengawasi makhluk yang ditujunya, maka apabila
makhluk itu mati terpejamlah mata yang menempel di tubuh Almaut.
Dan menurut riwayat yang lain, Almaut memiliki 4 wajah yang
berlainan letak di atas kepalanya. Yaitu :
1. Wajah yang ada di atas kepalanya.
2. Wajah yang ada dihadapannya
3. Wajah yang ada di belakangnya
4. wajah yang berada di telapak kakinya.
Tatkala alamut hendak mencabut ruh para Nabi dan Rasul serta
ruh para malaikat, ia menggunakan wajah yang ada di kepalanya, apabila hendak
mencabut ruh orang mu’min yang sholeh, ia menggunakan wajah yang ada
dihadapannya, apabila hendak mencabut ruh orang kafir, ia menggunakan wajah
yang ada di belakangnya, dan apabila ia hendak mencabut ruh iblis, jin dan
segala tentaranya, ia menggunakan wajah yang ada di telapak kakinya, salah satu
kakinya selalu berpijak di tepi surga dan kakinya yang lain berpijak di tepi
neraka.
Apabila ada orang kafir yang akan menemui ajalnya, Almaut
segera turun dari langit bersama malaikat azab dengan wajah yang hitam dan
kedua matanya yang merah menyala, ia membawa seperangkat pakaian dari neraka,
kemudian keduanya duduk di sisi mayit sambil menanti kedatangan malaikat
Izrail, maka setelah ruh si kafir itu dicabut, lalu diberikan ruh itu kepada
malaikat azab untuk dibawa ke Sijjil (tempat menyimpan arwah orang-orang
kafir).
Tatkala malaikat maut menjumpai sesorang yang hendak meninggal
dunia ia bertanya kepada orang itu, ‘Hai hamba Allah, apakah engkau
mengenalku?, akulah malaikat maut yang telah mengambil (mencabut) ruh kedua
orang tua mu, dan sebenarnya engkau pun telah tahu bahwa suatu saat akupun
datang mencabut nyawamu, mengapa semua ini tidak kau sadari?, bukankah telah
cukup peringatan dari kedua orang tua mu, pada saat ini aku hendak mencabut
nyawamu, dan engkau dapat menyaksikan ratapan dan tangisan anakmu, isterimu,
tetanggamu dan sahabatmu yang mengiringi kepergianmu ke alam akhirat”.
“Hai hamba Allah, akulah malaikat maut yang telah lama kau
kenal, betapa banyak tanda-tanda yang telah kau ketahui tentang saat
kedatanganku, bagaimanapun hebat dan kuasanya seseorang, bagaimanapun kaya
rayanya seseorang, dan bagaimanapun cantiknya, semua tak terlepas, dari
pengawasanku”. “Hai hamba Allah, bagaimana penilaianmu terhadap kehidupan
ini?”, si mayit menjawab, “pada saat ini akupun telah menyadari bahwa hidup di
dunia hanya permainan dan tipu daya yang menyesatkan”.
Hai hamba Allah yang durhaka!, mengapa kau tidak merasa malu
mengerjakan dosa dan mengapa engkau tidak mampu menahan diri dari melakukan
maksiat, hidup mu hanya di isi dengan usaha-usaha duniawi yang melalaikan ingat
kepada Allah, kamu tidak mengenal mana yang haram dan mana yang halal,
seolah-olah hidupmu akan abadi di dunia ini.
Hai hamba Allah, harta kekayaan yang telah engkau usahakan,
kini bukan milikmu lagi, semua hartamu kini sudah diperebutkan oleh anak-anakmu
sebagai harta warisan, mereka sudah tidak mencintaimu lagi mereka lebih
mencintai harta warismu, padahal masa hidupmu berjuang untuk membahagiakan
mereka. Engkau telah melupakan jalan Allah, padahal Dia telah memberimu nikmat
yang banyak. Engkau habiskan hartamu untuk kesenangan hawa nafsu yang
membahayakan iman. Kamu tak pernah bershadaqah, padahal jalan untuk mensyiarkan
agama Allah sangat banyak. Kamu tidak pernah berinfaq, padahal jutaan fakir
miskin selalu menanti uluran tanganmu.
Hai hamba Allah, pernahkah kamu membaca ayat Allah yang
berbunyi :
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak
berguna, Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, Dan
(di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa, Dan
diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat",
(QS. Asy-Syuara’:88-91) Pada hari ini, harta benda dan anak isteri tidak
bermanfaat lagi, kecuali bagi orang yang menjumpai Allah dengan hati yang
tentram sejahtera.
Mendengar penjelasan dari malaikat maut si mayit menangis
menjerit-jerit : “Ya Allah, ya Tuhanku tundalah masa pencabutan nyawaku ini, kembalikanlah
aku ke alam dunia aku akan beribadah dan bershadaqah, serta menjadi orang
mu’min yang shaleh. Allah berfirman : “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu;
Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (QS. Al-A’raf:34) Apabila ajal
telah menjumpai mereka, tidak dapat ditunda-tunda dan tidak dapat pula
dipercepat. Allah berfirman lagi :
“Sekali-kali jangan curang, Karena Sesungguhnya Kitab orang
yang durhaka tersimpan dalam sijjin, Tahukah kamu apakah sijjin itu?, (ialah)
Kitab yang bertulis”. (QS. Al-Muthaffifi:7-9)
Sebagian ulama ahli tauhid berpendapat, bahwa malaikat
Izrail bertugas mencabut ruh para Nabi dan Rasul saja, sedangkan manusia,
malaikat, jin dan binatang, ia memberi tugas kepada malaikat yang
mendampinginya. Apabila seluruh makhluk telah dicabut nyawanya, hilanglah
(terpejamlah) mata yang memenuhi seluruh tubuh Almaut dan berarti tugasnya
sebagai pencabut ruh telah selesai, kecuali ada 8 malaikat yang tidak tercantum
namanya ditubuh Almaut yaitu : malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan 4
malaikat pemikul Arsy.
Tatkala malaikat maut menerima tugas sebagai pencabut nyawa,
ia bertanya kepada Allah, Ya Allah, bagaimana aku dapat mengetahui, bahwa pada saat
ini ada seseorang dari hambamu yang akan mati? Allah menjawab : Demi kekuasan
yang berada di kedua tanganku, sesungguhnya aku telah mewakilkan bagi yang
mengatur nafasnya, malaikat yang mengatur rizkinya dan malaikat yang mencatat
amalnya. Apabila telah tiba ajal mereka akan datang kepadamu melaporkan
tugasnya, jika ia orang shaleh, amalnya akan ditulis dengan cahaya, tapi jika
ia orang durhaka, amalnya akan ditulis dengan bara api yang hitam, maka
gugurlah daun yang bertuliskan namanya di bawah Arsy tepat dihadapan malaikat
maut dan ia pun segera melaksanakan tugasnya.
Syekh Ka’ab Al Ahbar berpendapat : “Sesungguhnya Allah telah
menciptakan sebuah pohon kayu yang tumbuh di bawah Arsy, pohon itu dinamakan سجرة المنتهــى (Sajaratul Muntaha) yang mempunyai daun
sebilangan makhluk Allah, apabila seorang hamba memiliki jatah umur 40 hari
lagi. Maka daun yang bertuliskan namanya berguguran tepat dihadapan malaikat
maut, kemudian ia memerintahkan satu malaikat untuk mempersiapkan pencabutan
ruhnya, dan semua penduduk langitpun tahu bahwa orang itu akan mati, padahal ia
masih hidup di bumi 40 hari lagi.
Sebagian ulama berpendapat : apabila seorang hamba akan
menemui ajalnya, Allah memerintahkan satu malaikat untuk menulis namanya dan di
tempat mana ia akan mati, lalu dilaporkan kepada malaikat maut dan iapun segera
menjalankan tugasnya.
Imam Abu Laits berkata : Apabila seseorang hamba akan
menemui ajalnya, berguguranlah daun kayu yang bertuliskan namanya. Jika daun
itu berwarna hijau, orang itu dianggap celaka dan jika daunnya berwarna putih,
orang itu akan selamat menghadap Allah. Adapun tempat kematiannya telah
ditentukan oleh Allah.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan satu malaikat yang
bernama malaikat Arham, ia dan tentaranya bertugas menjaga seorang ibu yang
sedang hamil, apabila telah genap 4 bulan, ia mencampur cairan janin bayi
tersebut dengan tempat matinya nanti, maka apabila telah mahir kemanapun ia
pergi, ia pasti akan menuju tempat kematiannya.
Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an :
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu,
niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar
(juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk
menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam
hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. Ali-Imran:154)
Diceritakan oleh seorang ulama, bahwa malaikat maut pernah
bersilaturahmi kepada nabi Sulaiman as. Dengan menyamar sebagai manusia, pada
saat itu Nabi Sulaiman as. Sedang bercakap-cakap dengan seorang pemuda. Setelah
duduk, perhatiannya tidak terlepas kepada pemuda tersebut sehingga membuatnya
menjadi ketakutan, lalu ia berkata kepada Nabi Sulaiman as. : “Ya Nabi Allah,
izinkanlah hamba pergi kenegeri Cina, hamba hendak mengadu nasib di sana.!”
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan angin untuk menbawanya
ke negeri Cina, setelah pemuda itu pergi, malaikat maut mendekati Nabi
Sulaiman.
“Ya Nabi Allah, hamba mendapat tugas dari Allah untuk
mencabut nyawa pemuda tadi hari ini di negeri Cina dan pada mulanya hamba
heran, mengapa ia berada disini sedang akhir hidupnya berada di negeri Cina,
tapi setelah hamba mendengar percakapan tuan tadi, hilanglah rasa heran
hamba..!” Nabi Sulaiman as. Tersenyum : “Pergilah kamu hari ini ke negeri Cina
dan laksanakanlah tugasmu! Sesungguhnya Allah telah menentukan dimana seorang
hamba akan menjumpai ajalnya”.
Sebagian ulama berpendapat “Sesungguhnya Allah-lah yang
telah menghidupkan dan mematikan seluruh makhluknya, adapun kematian seorang
hamba itu hanya disandarkan kepada malaikat maut, sebagai pelaksana tugas
sedangkan pada hakekatnya Allah-lah yang telah mematikannya sebagaimana
firman-Nya dalam al-Qur’an “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati…” (QS. Az-Zumar : 43)
Diceritakan pula oleh seorang ulama, bahwa ada seorang
pemuda shaleh yang selalu berdo’a dengan ucapan اللهم
اغفرلى وملك الشمس (Allahumma ighfirlii wa malakus syam) “Ya
Allah ampunilah segala dosaku dan rahmatilah malaikat penjaga matahari”.
Do’a ini selalu diucapkan dimanapun ia berada, sehingga
membuat malaikat penjaga matahari minta izin kepada Allah untuk menjumpainya,
dan Allah pun mengizinkannya.
Setelah keduanya bertemu; malaikat penjaga matahari bertanya
kepadanya : “Hai pemuda, apa maksudmu selalu mendo’akan aku?”. Pemuda itu
menjawab : “aku ingin kau membawaku ke alam malaikat, lalu pertemukanlah aku
dengan malaikat Izrail atau malaikat maut”. “Untuk apa?” Tanya malaikat penjaga
matahari. “Aku ingin bertanya kepadanya, kapan ajalku tiba dan dimana tempat
kematianku nanti”.
Atas izin Allah, pemuda itu pun dibawa oleh malaikat penjaga
matahari untuk menemui malaikat maut setibanya di matahari, malaikat itu
berkata : “Tunggulah kamu disini sebentar, aku ingin menemui malaikat maut,
dilangit keempat. Setibanya disana, ia berkata kepada malaikat maut “Hai
malaikat maut, ada seorang pemuda shaleh yang selalu mendo’akan aku dan ia pun
ingin sekali bertemu dengan mu”. “Untuk apa?’ Tanya malaikat maut. “Dia hendak
menanyakan kapan ajalnya tiba, dimana tempat kematiannya nanti”. Malaikat maut
menjawab : “Hai malaikat penjaga matahari, sesungguhnya ajal pemuda itu adalah
kau ini, dan tempat kematiannya adalah dekat dengan matahari.
Mendengar jawaban tersebut, malaikat penjaga matahari
bergegas kembali ketempat pemuda itu menunggunya, dan benarlah pemuda itu telah
meninggal.
Dan sebagian ulama berpendapat bahwa hewan selalu berdzikir
kepada Allah siang dan malam sebagaimana halnya para malaikat, apabila ia
berhenti berdzikir, maka malaikat maut pun siap mencabut ruhnya. Demikianlah..
Wallahu a’lam.
Sumber : http://fr-fr.facebook.com/note.php?note_id=234325583249254